loading...

101 Adat Istiadat Jawa Barat

Upacara Seren Taun adalah upacara adat khas tradisional Jawa Barat dimana upacara adat ini intinya adalah mengangkut padi (ngangkut pare) dari sawah ke leuit (lumbung padi) dengan menggunakan pikulan khusus yang disebut rengkong dengan diiringi tabuhan musik tradisional. Selanjutnya diadakan riungan (pertemuan) antara sesepuh adat/pemuka masyarakat dengan para pejabat pemerintah setempat.
Upacara Seren Taun membawa hasil tani sebagai permohonan syukur kepada Tuhan
Kehadiran pejabat setempat adalah untuk menyampaikan berita gembira mengenai keberhasilan panen (hasil tani) dan kesejahteraan masyarakat yang dicapai dalam kurun waktu yang telah dilalui. Salah satu ciri khas di dalam upacara ini adalah dengan prosesi seba atau dapat diartikan semacam menyampaikan segala hasil tani yang telah dicapai untuk dapat dinikmati oleh pejabat-pejabat setempat yang diundang untuk menghadiri acara tersebut.
Salah satu tujuan upacara adat ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan dan perlindungan selama masa tani serta sebagai sebuah permohonan agar di masa kedepan na dapat emmperoleh hasil tani yang lebih baik lagi. Upacara Sereh Taun ini dapat kita jumpai di Kasepuhan Sirnarasa Cisolok, Sukabumi Selatan; Cigugur-Kuningan.

Upacara Adat Pesta Laut ini biasanya diselenggarakan di daerah Jawa Barat seperti Pelabuhan Ratu (Sukabumi) dan Pangandaran (Ciamis). Upacara ini dimaksudkan sebagai bentuk ucapan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala hasil laut yang diperoleh oleh para nelayan, juga di tujukan sebagai permohonan keselamatan agar para nelayan selalu diberi keselamatan dan hasil laut yang melimpah.

Pesta Laut sebuah upacara ritual yang menjadi daya tarik bagi wisatawan di Jawa Barat

Di dalam upacara tersebut perahu-perahu nelayan dihiasi berbagai ornamen berwarna-warni yang dinaiki oleh para nelayan dan diberi sesajen di atasnya. Yang unik di dalam acara ini adalah para nelayan menghadiahkan kepala kerbau yang sudah dibungkus kain putih kepada penguasa laut sebagai penolak bala. Pesta Laut ini diadakan setahun sekali dan menjadi salah satu daya tarik pariwisata bagi masyarakat.

Upacara sunatan/khitanan dilakukan dengan maksud agar alat vital pengantin sunat menjadi bersih dari segala kotoran. Dalam kepercayaan Agama Islam, seorang anak yang telah melaksanakan ritual sunatan berarti telah melaksanakan salah satu syarat sebagai umat Islam. Bagi kaum perempuan, Upacara Sepitan dilaksanakan pada saat anak itu berusia bayi agar tidak malu. Dalam tatacara adat, pelaksanaan upacara ini pada laki-laki dilakukan saat menginjak umur 6 tahun. Dalam Upacara Sunatan, selain mengundang paraji sunat, juga mengundang para kerabat dan tetangga pengantin sunat.
Pada jama dahulu (sebelum adanya kemajuan tekhnologi kedokteran) upacara sunatan dilaksanakan pagi-pagi sekali dengan cara anak yang akan disunat dimandikan atau direndam di dalam kolam hingga menggigil. Setelah menggigil lalu anak tersebut dipangku dan di bawa ke paraji sunat untuk di lakukan proses sunat. Diantara para tamu yang datang untuk menyaksikan proses ini membawa berbagi tetabuhan, ayam untuk disembelih, petasan dan lain sebagainya sambil melantunkan Marhaban kepada Tuhan.
Pada masyarakat di pedesaan, setelah prosesi sunatan ini selesai diselenggarakan hiburan dan acara-acara rakyat.

Upacara Tingkeban adalah upacara yang diselenggarakan pada saat seorang ibu mengandung 7 bulan. Upacara ini dimaksudkan sebagai bentuk permohonan atas keselamatan bagi sang bayi dan ibu yang melahirkan. Tingkeban sendiri berasal dari kata tingkeb yang memiliki arti tutup, maksudnya sang ibu yang sedang mengandung selama 7 bulan tidak boleh bercampur dengan suaminya hingga empat puluh hari sesudah persalinan dan sebagai tanda agar sang ibu tidak bekerja terlalu berat karena bayi yang dikandung sudah besar. Hal ini diperlukan untuk menghindari segala hal buruk yang tidak diinginkan.
Didalam upacara ini, biasanya diadakan pengajian yang dilakukan dengan membaca ayat-ayat suci Al-Quran. Disamping membaca ayat-ayat suci, juga dipersiapkan peralatan yang diperlukan dalam upacara memandikan ibu hamil dan yang terutama adalah menyediakan Rujak Kanistren yaitu rujak yang terdiri dari 7 macam buah-buahan. Prosesi upacara ini adalah sang ibu yang sedang hamil dimandikan oleh 7 orang keluarga dekat dengan air kembang 7 rupa. Pada guyuran terakhir dimasukan belut hingga mengenai perut ibu hamil, hal ini dimaksudkan agar nantinya di dalam proses kelahirannya dapat berjalan lancar dan tanpa ada hambatan yang berarti.

Pakaian Tradisional

a.  Pakaian Rakyat Biasa 
Pria :  menggunakan celana komprang/pangsi dilengkapi sabuk, baju kampret atau salontreng (baju kurung),  kepala memakai iket lohen dan memakai kain sarung  poleng yang diselempangkan dari bahu kanan ke arah pinggang sebelah kiri atau sebaliknya. Alas kaki memakai sandal tarumpah sebagai pelengkapnya.
Wanita : menggunakan sinjang kebat (kain batik panjang), beubeur atau angkin (ikat pinggang), kutang (kamisol), baju kebaya dan selendang batik. Sebagai pelengkap, rambut digelung jucung (disanggul kecil ke atas), perhiasan memakai geulang akar bahar (gelang akar bahar), suweng pelenis (giwang bundar terbuat dari perak atau emas), ali meneng (cincin polos terbuat dari perak atau disepuh emas) dan alas kaki memakai sendal jepit/sendal keteplek.

b.   Pakaian Kaum Menengah
Pria : menggunakan baju bedahan putih, kain kebat batik memakai sabuk dan ikat kepala, alas kaki sandal tarumpah, arloji berantai emas yang digantung di saku baju, merupakan kelengkapan berbusana.
Wanita : menggunakan kain kebat batik beraneka corak sebatas mata kaki, beubeur, kebaya beraneka warna, selendang berwarna, alas kaki memakai selop atau kelom geulis. Sebagai pelengkap, rambut disanggul, memakai perhiasan : giwang, kalung, gelang dan cincin yang terbuat dari emas atau perak.

c.   Pakaian Bangsawan /Menak
Pria :
(model 1) menggunakan:
  • Baju jas tutup/bedahan dengan bahan beludru warna hitam bersulam benang emas menyusuri pinggir baju dan ujung lengan baju selebar 2,5 Cm;
  • Celana panjang bahan beludru hitam dengan sulaman dan kelim emas di seputar pinggir bawah celana selebar sulaman pada leher baju;
  • Kain dodot motif rereng parang rusak yang dilepe (tumpukan lipatan kain pada ujung kanan selebar 6 Cm.sebanyak 7 atau 9 lipatan);
  • Sabuk atau benten emas, digunakan sebagai alat untuk pengencang kain;
  • Bendo dengan motif yang sama dengan dodot sebagai tutup kepala;
  •  Alas kaki memakai kaos dan sepatu hitam atau selop hitam.
(model 2) menggunakan :
  • Jas tutup warna hitam;
  •  Kain kebat batik motif rereng;
  •  Tutup kepala/bendo motif rereng (sama dengan motif kain);
  •  Sabuk;
  •  Jam rantai sebagai hiasan baju;
  •  Alas kaki sepatu hitam atau selop;
 Wanita : menggunakan kebaya beludru hitam dengan sulaman benang emas pada seluruh sisi depan kebaya hingga leher, mengitari bagian lingkaran pinggul dan seputar pergelangan tangan,  memakai kain kebat motif rereng, alas kaki sepatu atau selop beludru hitam bersulam emas atau manik-manik. Sebagai pelengkap, rambut disanggul rapi memakai tusuk konde emas dan perhiasan giwang, gelang keroncong, cincin, kalung, peniti rantai, bros, semua perhiasan terbuat dari emas bertahtakan berlian.

 b.  Pakaian Mojang dan Jajaka
Pakaian tradisional daerah Jawa Barat yang sudah dijadikan pakaian standar/baku dan sering dipakai pada acara resepsi oleh para mojang (gadis) dan jajaka (jejaka) adalah :
Pria : menggunakan jas tutup atau jas takwa dengan warna bebas, celana panjang, kain dodot motif bebas, bendo sebagai penutup kepala, alas kaki sepatu atau selop dan rantai kuku macan atau jam rantai sebagai hiasan pada jas tutup. 
Wanita : menggunakan kebaya polos dihiasi sulaman atau manik-manik, kain kebat dilepe/diwiron, kutang (kamisol), beubeur/ikat pinggang untuk mengencangkan kain, alas kaki memakai selop yang sewarna dengan kebaya, karembong (selendang) sebagai pemanis. Sebagai pelengkap rambut disanggul rapi memakai hiasan bunga dan tusuk konde, perhiasan gelang kalung, cincin dan bros.

c.   Pakaian Pengantin Cirebon
Pria : menggunakan baju oblong warna krem dilengkapi terataian, celana panjang beludru hijau, kain dodot batik cirebonan, ikat pinggang, memakai keris dan kilat bahu dan gelang kono. Kepalanya menggunakan mahkota Prabu Kresna, memakai selop warna hijau dengan perhiasan menggunakan gelang kono dan gelang kaki.
Wanita : menggunakan kemben beludru warna hijau, terataian, kain batik cirebonan, pending dan selop warna hijau. Memakai siger mahkota suri, untaian melati bawang sebungkus, kalung tiga susun, kilat bahu dan gelang kono.





Daftar Kebudayaan selanjutnya ----------Next----------.

Kunjunggi juga :Tempat Wisata terpopuler Di Indonesia .

Share :

Facebook Twitter Google+
0 Komentar untuk "101 Adat Istiadat Jawa Barat"

ere

Popular Posts

Back To Top